Malam Jahanam adalah suatu naskah yang ditulis oleh Motingo Busje. Naskah ini dipentaskan dalam sebuah pagelaran
sastra yang dilaksanakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
anggkatan 2016 kelas A Universitas Sanata Dharma. Pergelaran ini dilaksanakan pada tanggal 16 November
di Hall selatan kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma. Pergelaran ini
juga sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Pergelaran Sastra
yang dibimbing oleh dosen Drs. J. Prapta Diharja, SJ, M.Hum. aktor yang
memerankan pergelaran “Malam Jahanam” adalah Ilham (Mat Kontan), Yuda
(Solaiman), Julia (Paijah), Filie (Utai), dan Ari (Bapak Yakop).
Di sebuah perkampungan nelayan, tinggalah Mat
Kontan beserta istrinya Paijah dan anaknya Mat Kontan Kecil. Soleman, sahabat
Mat Kontan tinggal di sebelah rumah mereka. Suatu malam, Paijah menunggu suaminya
yang pergi dan belum juga pulang. Paijah mengkhawatirkan anaknya yang sedang sakit.
Akhirnya, Mat Kontan pulang membawa seekor burung. Saat mengobrol dengan Soleman
di teras rumahnya, dia menyombongkan dirinya mulai dari keluarga, burung,
hingga Soleman yang hingga sekarang belum beristri. Soleman yang sudah lelah
mendengar kesombongan Mat Kontan akan anaknya, meminta Mat Kontan mengganti
topik pembicaraan, misalnya tentang burungnya. Mat Kontan yang teringat akan
beonya masuk untuk melihat burung beo kesayangannya tapi tidak menemukannya. Usut
punya usut, Utai, seorang tangan kanan Mat Kontan yang setengah pandir
mengetahui kondisi beo si Kontan yang telah mati dan bangkainya telah diambil
oleh seekor anjing.
Paijah bertambah cemas karena Mat Kontan mungkin
saja menuduhnya membunuh beo kesayangan suaminya. Ia pun bercerita kepada
Soleman. Tanpa disangka, Solemanlah yang membunuh beo milik Mat Kontan karena
ia kalap akan cuitan beo tersebut. Konflik mulai memuncak ketika Mat kontan
pulang dan terjadi tuduh-menuduh terhadap pelaku yang membunuh beonya.
Akhirnya, Soleman mengaku tentang semuanya. Ia
mengaku bahwa telah membunuh beo milik Kontan hingga mengaku bahwa Solemanlah
ayah sebenarnya dari Mat Kontan Kecil, anak dari Mat Kontan dan Paijah. Mat
kontan yang telah kecewa akhirnya pergi dan merelakan keluarganya. Soleman yang
merasa bersalah akhirnya memutuskan untuk menyusul Mat Kontan.
Ternyata, Mat Kontan dan Utai tidak jadi pergi
dan bermaksud untuk membunuh Soleman. Perkelahian pun terjadi diantara mereka,
tetapi Soleman berhasil meloloskan diri dan pergi ke stasiun kereta api. Utai mati
karena ditendang oleh Soleman. Mat Kontan kembali ke rumahnya dan masih mau hidup
dengan Paijah serta anak Soleman. Dia bahkan mulai memerhatikan anak itu dan pergi
memanggil dukun untuk mengobati penyakitnya. Sayangnya, malam itu juga si bayi meninggal
dunia.