https://www.freepik.com/index.php?goto=74&idfoto=1254948 |
Karena
merupakan suara lembaga maka tajuk rencana tidak ditulis dengan mencantumkan
nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau features. Idealnya tajuk
rencana adalah pekerjaan, dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak
media. Jadi proses sebelum penulisan tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan
rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta
segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan sikap bersama
terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau
dalam kebijakan pemerintahan.
Maka
setelah tercapai pokok- pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap yang kemudian
dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam rapat. Dalam Koran harian
biasanya tajuk rencana
ditulis secara bergantian, namun semangat isinya tetap mecerminkan suara
bersama setiap jajaran redakturnya. Dalam proses ini reporter amat jarang
dilibatkan, karena dinilai dari segi pengalaman serta tanggung jawabnya yang
terbatas.
Karakter
dan kepribadian pers sekaligus tercermin dalam tajuk rencana. Tajuk rencana
juga mencerminkan dari golongan pers mana media tersebut berasal. Tajuk rencana
pers papan atas (middle-high media) atau pers yang berkualitas misalnya
memiliki ciri di antaranya:
a. Hati-hati
b. Normatif
c. Cenderung
konservatif
d. Sedapat
mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam
e. Pertimbangan
aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis
Namun
tajuk rencana dari golongan pers papan tengah ke bawah (middle-low media)
berlaku sebaliknya. Ciri tajuk rencana pers papan tengah adalah:
a. Lebih
berani
b. Atraktif
c. Progresif
d. Tidak
canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam dan “tembak
langsung”
e. Lebih
memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis
Berikut
adalah fungsi dan tugas tim editorial
1. Menyelenggarakan
rapat khusus tim editorial setiap hari.
2. Mencari
dan menyeleksi ide serta menetapkan tajuk rencana untuk edisi penerbitan besok.
3. Mendiskusikan
dan memberikan pembobotan terhadap topik liputan terpilih.
4. Menetapkan
kesimpulan tentang pendapat dan sikap yang harus disampaikan kepada masyarakat luas.
5. Menunjuk
penulis tajuk rencana yang diambil dari tim editorial untuk topik yang sudah
didiskusikan.
6. Menuangkannya
dalam opini tajuk rencana secara ringkas, jelas, lugas
7. Melakukan
revisi atau menundanya apabila perkembangan situasi atau pertimbangan pemimpin
redaksi, naskah tajuk rencana tersebut tidak memungkinkan untuk diturunkan pada
edisi penerbitan hari ini.
8. Melakukan evaluasi dan
proyeksi keesokan harinya setelah mengamati dan mempelajari dengan seksama
berbagai peristiwa yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
Tahapan
Menulis Tajuk Rencana
Tahapan-tahapan
dalam menulis tajuk rencana adalah.
1. Pencarian
ide dalam topik.
2. Seleksi
dan penetapan topik.
3. Pembobotan
substansi materi dan penetapan tesis dari keseluruhan uraian tajuk rencana,
mengisi topik dengan pendapat-pendapat dari tim editorial.
4. Pelaksanaan
penulisan, ditunjuk satu orang dari tim editorial, gaya bahasa harus selalu
sama karena tiap surat kabar atau majalah mempunyai ciri khas masing-masing
dalam penulisan tajuk rencananya.
Kriteria Topik
Tajuk Rencana
1. Topik
merujuk pada berita yang aktual atau kontroversial.
2. Topik
sesuai dengan filosofi, visi, misi, dan kebijakan umum media penerbitan pers.
3. Topik
sejalan dengan kualifikasi dan fokus wilayah sirkulasi media penerbitan.
4. Topik
berpijak pada kaidah dan nilai standar jurnalistik seperti aktualitas,
objektivitas, keluarbiasaan, dan prinsip peliputan berimbang.
5. Topik
tidak bertentangan dengan aspek ideologis, yuridis, sosiologis, dan etis yang
terdapat dalam masyarakat atau bangsa.
6. Topik
senantiasa berorientasi pada nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Teori ANSVA dan
Teori SEES
Menyusun
tajuk rencana yang baik dapat dilakukan dengan cara merujuk pada teori ANSVA
dari Alan H Monroe. Menurut Monroe dalam Raymond S. Ross, dalam Persuation:
Communication and Interpersonal Relation (1974:185), terdapat lima tahap urutan
motif yang sesuai dengan cara berpikir manusia dalam formula ANSVA: perhatian
(attention), kebutuhan (needs), pemuasan (satisfaction), visualisasi
(visualization), dan tindakan (action).
Menurut
teori SEES ada empat tahap untuk mempengaruhi khalayak pembaca yang sedang
sibuk, dalam situasi bergegas. Pertama, lontarkan pernyataan singkat yang dapat
menggugah perhatian khalayak pembaca (statement). Kedua, beri penjelasan yang
relevan terhadap pernyataan singkat tersebut (explanation). Ketiga, yakinkan
penjelasan dengan memberikan contoh-contoh (example). Keempat, ikat hati dan pikiran
pembaca dengan kesimpulan yang tegas dan ringkas (summary).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar