Rabu, 05 Desember 2018

Format Khas Mading


Format Khas Mading
Dilihat dari formatnya yang apa adanya, maka majalah dinding bisa dikatakan sebagai majalah yang amat sederhana. Kesederhanaan ini antara lain meliputi; penampilannya, bentuknya, pengelolaannya, hingga pada keterbatasan kolom atau ruang yang disediakan. Sebagai guru, tentunya kita tak asing lagi dengan majalah dinding. Terlebih guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Melalui majalah ini kita bisa mengenalkan dan melatih peserta didik untuk mencoba berkarya. Terutama yang ada kaitannya dengan tulis-menulis. Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal yang perlu dikuasai untuk bisa menciptakan majalah dinding di sekolah, yaitu:
a.       Karakteristik
Majalah dinding, baik itu yang dikelola oleh sekolah maupun lembaga lain rata-rata memiliki karakter yang amat sederhana. Dikatakan sederhana, karena bentuk penampilannya lembaran, tidak berbentuk buku atau majalah sebagaimana yang biasa kita kenal. Mading memiliki karakter mudah dibaca sambil berdiri. Untuk membaca majalah ini juga tidak dibutuhkan waktu terlalu lama. Mading bisa dibaca sepintas. Bisa dibaca dengan jarak lebih 30 cm dari mata kita. Mading merupakan majalah berbentuk hiasan, tulisan, dan gambar yang dipajang di dinding, yang tidak memiliki banyak kolom atau ruangan.

b.      Kolom
Dengan kesederhanaannya, agar tetap menarik perhatian pembaca, mading dihadirkan dengan bentuk kolom-kolom tertentu. Misalnya perwajahan mading (cover), ditampilkan dengan nama yang cukup memikat. Nama ditulis dengan bentuk huruf yang mudah dibaca. Usahakan cover majalah ditulis pada warna dasar yang menarik, sehingga baru saja melirik nama madingnya saja, pembaca sudah merasa terpikat untuk terus menikmati tulisan-tulisan yang disuguhkan sampai selesai.
Selain cover, wajah mading ini perlu dipetak-petak lagi menjadi beberapa kolom antara lain; kolom pengelola, kolom pengantarredaksi, kolom daftar isi, kolom artikel, kolom berita, kolom puisi, kolom cerita, kolom karikatur, kolom lukisan, dan kolom-kolom yang lain.

c.       Sumber Tulisan
Agar kehadirannya bisa memikat pembaca, terutama anak-anak yang cinta membaca, majalah dinding harus diisi dengan tulisan-tulisan segar. Tulisan hangat yang tengah menjadi perbincangan banyak orang. Jangan menghadirkan berita atau tulisan yang sudah biasa didengar banyak pembaca. Untuk bisa mengisi semua ruang yang ada di mading, hendaknya kolom demi kolom harus diisi dengan tulisan-tulisan tertentu. Pengatar redaksi, diisi oleh pengelola majalah, biasanya guru pembimbing. Kolom berita, bisa diisi oleh guru atau anak-anak (wartawan sekolah) dengan liputan berita kegiatan di sekolahnya. Kolom cerpen, diisi oleh anak-anak yang suka pada tulisan tersebut. Demikian pula dengan kolom puisi dan kolom-kolom yang lain. Mengingat majalah dinding sebagai media latihan menulis bagi anak-anak, maka usahakan semua tulisan bersumber dari hasil karya tulis anak sendiri.

d.      Kepala Berita
Setelah semua kolom yang tersedia di majalah dinding terisi tulisan, sebagai guru pembimbing kita haruslah bisa segera menentukan judul berita (head line) yang menarik. Kita tentukan judul tulisan yang mudah dipahami oleh anak-anak. Judul berita sebisa mungkin merupakan rangkuman dari tulisan yang ada pada majalah dinding yang kali itu ditampilkan. Dengan demikian setiap kali mading tampil, judul berita pun berbeda-beda.

e.       Perwajahan
Perwajahan disebut juga tata letak atau layout. Agar penampilan mading yang kita suguhkan kepada pembaca selalu tampak menarik, tentu saja perlu kita poles dengan wajah yang cantik. Tata kolom demi kolom sedemikian rupa, agar menghasilkan tata letak yang cukup memikat. Dengan wajah dan tatanan yang menarik ini diharapkan pembaca tidak cepat merasa bosan untuk terus membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jenis-Jenis Blog

Jenis-jenis blog Blog Politik Blok politik merupakan blog yang berisi tentang informasi hal politik, aktivis, dan semua hal yang berkait...