Teknik penyuntingan media
Dalam
penyuntingan dapat dilakukan dengan adanya beberapa teknik untuk mendapatkan
informasi yang efektif dan efisien.
Teknik
tersebut dapat dilakukan dengan cara:
·
Memeriksa format
Memeriksa format yan tepat untuk mengetahui apakah suatu
informasi dapat disajikan sesuai dengan format yang ada. Misalnya adanya
pebedaan bentuk format berita dan opini.
·
Memeriksa teknik
penulisan
Penulisan dapat diteliti dengan mencermati struktur dari
informasi yang ingin disampaiakan (judul, pembukaan, tubuh tulisan, dan
penutup)
Contoh:
Dari judul berita di atas dapat dimaknai sebagai suatu
judul yang ambigu. Mungkin sebagian besar pembaca dapat memahami dengan
benar judul ini yaitu ingin mengucapkan selamat datang kepada bulan Juli. Namun
sesungguhnya judul di atas keliru, karena
tidak membubuhkan tanda baca koma. Akibatnya, akan mengarah pada frasa ’datang bulan’. Seolah-olah si
penulis berita ini mau mengatakan ’selamat mendapat menstruasi’ kepada sesorang
yang bernama Juli.
·
Memeriksa Teras
Tulisan
Pemeriksaan teknik penulisan selalu dimulai dari alinea
pembukaan (teras, lend), kemudian tubuh tulisan, penutup dan terakir judul.
Judul diperiksa dibagian akhir karena akan ada kemungkinan judul kurang tepat
atau terlalu panjang sehingga perlu diganti.
·
Memeriksa tubuh
atau isi sebuah tulisan
Tubuh tulisan pada dasarnya dibangun oleh sejumlah
alinea. Alinea merupakan satuan terbesar dalam wacana. Dalam alinea, ide,
fakta, gagasan, peristiwa dan sebagainya disampaikan secara utuh. Sebuah alinea
bukan sekedar rangkaian kalimat yang ditata dalam kesatuan alinea. Sebuah
alinea mengandung satu pokok pikiran. Ketika melakukan proses penyuntingan
redaktur perlu mengkaji apakah alinea tulisan itu memiliki pokok pikiran
tunggal atau memiliki pokok pikiran ganda.
Ketika dalam proses
penulisan naskah, ada beberapa kemungkinan
terdapat ide yang tercecer, ada pemikiran yang terputus, dan ada uraian yang
tidak relevan. Pada langkah ini perlu kecermatan tersendiri dalam pemahaman isi yaitu dengan memperhatikan kalimat
yang satu dengan kalimat yang lain, lalu dari alinea satu dengan alinea lain. Hubungan
antar-kalimat dan antar-alinea yang relevan.
Terdapat kesalahan
berbahasa dari segi penulisan karena pengaruh bahasa daerah, yaitu pada kata
“kesemrawutan”. Kata kesemrawutan merupakan suatu dialek bahasa Jawa. Dalam
Depdiknas (2008:1265) kesemrawutan adalah keadaan semrawut, kacau balau (tidak
teratur).
Bentuk tidak baku
a)Dengan kondisi jalan yang tidak baik, maka akan
mengakibatkankesemrawutan lalu lintas bagi
pengguna jalan.
Bentuk baku
a) Dengan kondisi jalan yang tidak baik, maka akan mengakibatkanketidak
teraturan lalu lintas bagi pengguna jalan
·
Memeriksa Penutup
Tulisan
Pemilihan penutup yang baik akan membuat pembaca
merasakan puas dan memiliki semangat untuk membaca tulisan selanjutnya.
·
Memeriksa Akurasi
Penulisan
Memeriksa setiap penulisan dan ejaan yang berlaku.
·
Memeriksa
Kecermatan Bahasa
Suatu naskah juga menyangkut pemeriksaan dan
penyempurnaan bahasa. Redaktur harus menerapkan kaidah pemakaian bahasa untuk
jurnalistik. Agar mudah dipahami pembaca, aspek bahasa harus memperhatikan
sejumlah hal seperti, pilihan kata, ekonomi, kata, kalimat, dan sebagainya.
Bentuk tidak baku
a) Kemudian jika ada insiden, alat berat sudah kita stand by kan.
Bentuk baku
a) Kemudian jika ada insiden, alat berat sudah kita siap kan
·
Memeriksa
kecermatan Diksi
Kata-kata yang dipakai memberikan arti yang spesifik
kepada pembaca, dan tidak membuat pebaca mengorbankan waktunya hanya untuk
merenungkan makna kata tersebut.
·
Memeriksa
efektivitas Kalimat
Kalimat yang panjang perlu diringkas untuk menjadikan
kalimat yang efektif tanpa harus mengurangi makna yang disampaikan.
Adanya pemborosan kata atau penggunaan kalimat yang tidak
baku.oleh karena itu, tulisan tersebut perlu disuntin aar menjadi suatu kalimat
yang baik dan benar sehingga pembaca akan mudah memahami. Seperti contoh di
atas “begitu pula dengan janji dari setiap calon presiden..”
·
Memeriksa Judul
Tulisan
Judul adalah bagian tulisan yang pertama-tama dilihat
pembaca. Karena itu, judul perlu ditulis secara menarik, ringkas dan jelas.
Adanya judul yang ambigu yang mengharuskan penyunting
untuk meneliti secara cermat dalammenyunting sebuah tulisan.
·
Pemeriksaan Foto
dan Materi pelengkap lainnya
Materi pelengkap yang berwujud fisual biasanya dihargai
pembaca, apalagi jika materi itu membantu pembaca untuk lebih cepat menyerap
informasi. Foto atau ilustrasi yang hanya sekedar tempelan atau hiasan yang
tidak relevan akan membinungkan pembaca.
Kualitas, ketepatan, dan
kebenaran pada data, grafik, tabel, foto, bagan
yang relevan akan membantu pembaca untuk lebih mudah percaya
dan memahami tujuan dari penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar